Salah satu tugas dokter hewan adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat seputar kesehatan hewan. Salah satu topik yang menjadi sorotan adalah zoonosis, yaitu penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Contoh penyakit yang termasuk zoonosis adalah rabies, anthrax, toxoplasmosis, avian influenza, swine influenza, brucellosis, dan virus zika. Semua pemyakit tersebut pernah mengundang keresahan di Indonesia. Salah satunya adalah outbreak anthrax di Kota Boyolali, Jawa Tengah. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bahaya anthrax bagi manusia bahkan menimbulkan korban jiwa. Oleh karenanya, perlu adanya pemahaman yang baik tentang zoonosis agar penyebaran penyakit ini bisa dicegah.
Sabtu (10/9), mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM mengadakan Zoonosis Campaign. Acara ini bertujuan untuk menyebarkan informasi dan edukasi seputar zoonosis. Sejak beberapa hari lalu, mahasiswa FKH UGM diminta partisipasinya untuk mendukung Zoonosis Campaign melalui media sosial. Dukungan ini berupa foto selfie dengan tulisan #i support zoonosis campaign yang kemudian di-upload di akun instagram masing-masing. Selain diorganisir oleh panitia BEM FKH UGM, kegiatan ini juga diikuti mahasiswa dari UKM FKH UGM yang lain.
Zoonosis Campaign dimulai dengan presentasi seputar zoonosis ke siswa kelas 11 beberapa SMA di Yogyakarta. Kegiatan dilanjutkan dengan Short March dari parkiran Abu Bakar Ali Malioboro sampai titik 0 kilometer. Selama perjalanan, para peserta memberi penjelasan seputar zoonosis sambil membawa banner berisi ilustrasi. Ada juga kain putih yang dibubuhi tanda tangan dari masyarakat yang telah menerima info tentang zoonosis. Tidak hanya masyarakat sekitar, turis dari luar negeri yang singgah juga berpartisipasi.
Ketua panitia yaitu Irfana, mahasiswi FKH UGM angkatan 2015 dan anggota BEM FKH UGM, mengatakan bahwa selain menginformasikan masyarakat tentang pentingnya mengerti zoonosis serta bahayanya, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengeratkan hubungan antar UKM FKH UGM. Namun, tambah Irfana, tidak mudah mengkoordinir kegiatan ini. Saat merencanakan kegiatan presentasi di SMA, ternyata tidak semua sekolah antusias untuk mengenalkan zoonosis pada siswanya. Walaupun begitu, para siswa SMA yang diperbolehkan untuk pemberian edukasi zoonosis sangat antusias dan semangat mendengarkan presentasi dari para mahasiswa. Saat sampai di titik 0 kilometer pun, awalnya tidak mudah menarik perhatian masyarakat, dan mengenalkan istilah yang pastinya asing di telinga mereka. Peserta lain yang mengikuti Short March pun mengaku beberapa orang acuh saat didekati. Namun, akhirnya banyak yang tertarik. Mereka pun sangat senang mengikuti acara ini. Seluruh panitia dan peserta berharap acara ini akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan. (Linda)